Tugas 2_Sernovita Bunga

 Resume Economies dan Diseconomies Skala

Economies adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan ketika mereka meningkatkan produksi dan skala operasional

 Diseconomies adalah kerugian yang dialami oleh perusahaan ketika mereka meningkatkan produksi dan skala operasional

Skala ekonomi dan disekonomi merupakan konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan atau industri dan dampaknya terhadap biaya produksi. Ketika skala produksi meningkat, biaya rata-rata atau biaya per unit output yang diproduksi cenderung menurun. Fenomena ini disebut sebagai skala ekonomi, yang dapat terjadi karena berbagai faktor yang mendukung efisiensi operasional dan pengurangan biaya produksi. Namun, ada juga situasi di mana pertumbuhan yang terlalu besar justru menyebabkan peningkatan biaya rata-rata, yang dikenal sebagai disekonomi skala. Hal ini dapat terjadi baik secara internal dalam perusahaan maupun secara eksternal di tingkat industri.

 Skala ekonomi internal terjadi ketika sebuah perusahaan tumbuh dalam ukuran dan mendapatkan manfaat dari penurunan biaya rata-rata produksi. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah skala ekonomi pembelian, di mana perusahaan dapat membeli bahan baku dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah dibandingkan pembelian dalam jumlah kecil. Efek ini juga dapat dirasakan oleh konsumen, misalnya saat membeli produk dalam kemasan multi yang lebih hemat dibandingkan dengan pembelian satuan. Selain itu, bisnis besar memiliki daya tawar yang lebih kuat terhadap pemasok, sehingga memungkinkan mereka mendapatkan diskon yang lebih besar dan penawaran harga yang lebih baik. 

 Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh skala ekonomi teknis dengan memanfaatkan teknologi produksi yang lebih canggih, seperti mesin otomatisasi dan lini produksi modern. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah produksi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga biaya per unit dapat ditekan meskipun total biaya investasi awal untuk peralatan mungkin tinggi. Efisiensi ini juga dapat diperoleh melalui skala ekonomi manajerial, di mana perusahaan yang lebih besar dapat merekrut tenaga kerja yang lebih terspesialisasi dan manajer yang lebih berpengalaman dalam berbagai bidang operasional, seperti keuangan, pemasaran, dan produksi. Dengan spesialisasi ini, proses bisnis menjadi lebih efisien dan berkontribusi pada pengurangan biaya operasional.

 Di sisi lain, perusahaan besar juga dapat memanfaatkan skala ekonomi finansial, di mana mereka memiliki akses yang lebih mudah dan lebih murah terhadap sumber pendanaan seperti pinjaman bank. Lembaga keuangan cenderung menawarkan suku bunga yang lebih rendah kepada perusahaan besar karena dianggap memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini memberikan keuntungan tambahan bagi perusahaan besar dalam mengembangkan bisnis mereka tanpa menghadapi beban bunga yang terlalu tinggi. Selain itu, skala ekonomi pemasaran juga menjadi faktor penting dalam menurunkan biaya rata-rata. Biaya pemasaran seperti iklan televisi atau kampanye promosi merupakan biaya tetap, sehingga semakin besar jumlah produksi, semakin rendah biaya per unit yang dibebankan pada produk tersebut. Misalnya, jika sebuah restoran burger mengiklankan produknya, biaya iklan tersebut tetap sama baik mereka menjual 100 burger maupun 1.000 burger per hari. Namun, dalam skala produksi yang lebih besar, biaya iklan per unit burger akan lebih rendah, yang membuat perusahaan dapat mengalokasikan anggaran pemasaran dengan lebih efisien. 

Meskipun banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari skala ekonomi, ada juga risiko yang muncul seiring dengan pertumbuhan bisnis. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan yang berlebihan dapat menyebabkan disekonomi skala, yaitu kondisi di mana biaya rata-rata justru meningkat akibat berbagai faktor seperti birokrasi yang kompleks, komunikasi yang tidak efektif, serta kesulitan dalam pengelolaan operasional yang semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan harus menemukan keseimbangan yang tepat dalam pertumbuhannya agar dapat terus menikmati manfaat dari skala ekonomi tanpa mengalami dampak negatif dari disekonomi skala. 

Contoh Kasus: Perusahaan Sepatu "SoleMate"
SoleMate adalah perusahaan sepatu yang berbasis di Indonesia. Mereka memiliki kapasitas produksi sepatu 10.000 pasang per bulan dan mempekerjakan 500 pekerja. Biaya produksi per pasang sepatu adalah Rp 50.000.

Ekonomi Skala
Pada tahun 2020, SoleMate memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 20.000 pasang per bulan. Mereka membeli mesin baru dan mempekerjakan 200 pekerja tambahan. Biaya produksi per pasang sepatu menurun menjadi Rp 40.000.

Dengan demikian, SoleMate berhasil mencapai economies skala, karena biaya produksi per unit menurun dengan peningkatan kapasitas produksi.

Disekonomi Skala
Namun, pada tahun 2022, SoleMate memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksinya lagi menjadi 30.000 pasang per bulan. Mereka membeli mesin baru lagi dan mempekerjakan 300 pekerja tambahan. Biaya produksi per pasang sepatu meningkat menjadi Rp 60.000.

Dengan demikian, SoleMate mengalami diseconomies skala, karena biaya produksi per unit meningkat dengan peningkatan kapasitas produksi.

Penjelasan
Dalam contoh kasus di atas, SoleMate berhasil mencapai economies skala pada tahun 2020, karena biaya produksi per unit menurun dengan peningkatan kapasitas produksi. Namun, pada tahun 2022, mereka mengalami diseconomies skala, karena biaya produksi per unit meningkat dengan peningkatan kapasitas produksi.

Hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor, seperti:

- Biaya tetap yang meningkat dengan peningkatan kapasitas produksi.
- Biaya variabel yang meningkat dengan peningkatan kapasitas produksi.
- Inefisiensi dalam penggunaan sumber daya dengan peningkatan kapasitas produksi.


 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama